Senin, 06 Februari 2012

Puisi-puisi 1


 Do’a

Pepohon menggugurkan dedaun
Pada ranting yang merapuh
Ketika senja gerimis jatuh

Kulihat kilat menyambar langit
Hatiku bergemuruh

Inginku menjadi pohon itu
Dimana dosa berguguran
Menjelang malam

Kaki gunung, 1 Syawal 1419 H

Adakah Engkau

Sketsa alam pada cakrawala tak pernah pupus
Garis ufuk tipis tak pernah putus
Samudra lepas luas tak kenal batas
Gelombang laut  airnya tak pernah surut

Seperti itu aku kagum pada-Mu
Meski jiwa ini belum seputih salju
Belum sebening embun di atas daun

Adakah pelabuhan hati
Tempat perahu jiwaku menepi
Kembali saat ombak kehidupan menerjang
Hampir membuat aku karam tenggelam

Ketika langit hitam hanya
Menyisakan
Lengkung bulan sabit

Bandung,

Nyanyian Pagi
---untuk Beni R Budiman (alm)

Sejumput bambu menggigil
Di tepi sebuah kali
Daunnya keperakan sisa cahya merkuri
Tadi malam

Daun hijau kekuningan menyapu bumi
Merunduk menawarkan tetesan embun pagi

Gelucak air selokan
Menambah keindahan
Mengiringi ‘hari yang
Matanya menengok bumi

Di teras depan aku masih sendiri
Membaca diri ditemani secangkir kopi
Dan ketika lirih angin menusuki kulit
Di hati ada pisau mengiris
Pedih

Ledeng, Bandung 1998


Rindu Alam, Rindu Tuhan

Ketika desah air mengusik kalbu
Kulukis wajahmu di tebing berbatu
Kilap daun putih dan kuning bergoyang
Seperti gerak tubuhmu

Pancaran surya dan bau hawa gunung
Adalah kerinduanku pada kampung
Kerinduan pada rumput ilalang
Pada kembang kertas di halaman rumah
Pada ayah-bunda
Pada Engkau dan
Pada yang aku tak tahu

Kota kembang, 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN ANDA BERKOMENTAR, NAMUN TETAP JAGA KESOPANAN DENGAN TIDAK MELAKUKAN KOMENTAR SPAM

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.